Jeddah (ANTARA News) - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menilai informasi yang tidak valid atau hoax terkait industri kelapa sawit Indonesia tak bisa dibiarkan, terutama opini yang datang dari Eropa, sehingga membutuhkan penanganan yang konsisten.
"Kalau dibiarkan ya bisa berpengaruh, karena itu kan pertama membentuk opini masyarakat dunia bahwa sawit tidak berkelanjutan," kata Ketua Umum Gapki Joko Supriyono di Jeddah, Sabtu.
Kedua, lanjutnya, Eropa memiliki daya untuk mempengaruhi yang kuat, sehingga negara lain dapat dengan mudah percaya dan mengikuti apa yang dilakukan.
"Ini masalah serius, jadi konsistensi untuk menyelesaikan masalah ini dan konsistensi negosiasi dengan Eropa harus terus diperkuat. Baik lobi dan sebagainya," ujar Joko.
Menurut Joko, hal yang paling pentingdisampaikan adalah soal sawit yang berkelanjutan, di mana Indonesia telah menjadikan pengembangan sawit sebagai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau dikenal sebagai Sustainable Development Goals disingkat dengan (SDGs).
"Sustainability sawit itu dijadikan alat untuk mencapai SDGs. Bukan hanya sekedar prosesnya, tapi bagaimana Indonesia mencapai SDGs melalui pengembangan kelapa sawit," ungkapnya.
Baca juga: Gapki: tuduhan negatif pada industri sawit tak benar
Baca juga: 52 persen minyak sawit berkelanjutan dunia dari Indonesia
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Gapki nilai hoax sawit tak bisa dibiarkan"
Post a Comment