"Bedanya, kalau bermain di udara, oksigennya terbatas. Tadi, saya juga merasa ada goyang sedikit. Selain itu, bermain di pesawat, ada keterbatasan atap yang tidak tinggi," kata Butet selepas mengikuti kegiatan #JoyflightWithButet di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Sabtu, seperti tercantum dalam situs resmi Pesatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Butet pun mengaku hanya memukul bola datar dan tidak banyak variasi pukulan seperti bermain di lapangan umumnya. "Shuttlecock tidak terasa berat, sama saja seperti shuttlecock di lapangan," kata peraih medali emas Olimpiade Rio 2016.
Sebelum terbang, pemain ganda campuran itu berbagi cerita dan motivasi dalam acara Angkasa Expo 2019. Selain Butet, mantan atlet lain bulu tangkis Debby Susanto juga berpartisipasi dalam program TNI Angkatan Udara itu.
Saat memasuki pesawat, Butet mengaku tegang dan gugup. Sebelum pesawat lepas landas, atlet asal Manado itu pun menundukkan kepala sejenak dan berdoa.
"Saya dulu pernah naik pesawat Hercules dari Manado ke Surabaya untuk mengikuti PON. Tapi, saya tetap saja merasa tegang karena akan bermain bulu tangkis di langit.. ha ha ha.. saya senang sekali, rasanya luar biasa," mantan pasangan atlet Tontowi Ahmad itu.
Butet ditantang bermain bulutangkis di lapangan dadakan yang dibuat tim TNI AU di dalam kabin pesawat Hercules C-130. Butet dan Debby bergantian tanding melawan Kepala Dinas Penerangan Umum TNI AU Letkol. Sus. Muhammad Yuris, serta para kru penerbang.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar TNI AU. Ini kesempatan bagi saya yang mungkin tidak akan datang dua kali. Saya mau memotivasi adik generasi penerus. Jika mereka berprestasi, apapun bisa terjadi. Seperti saya sekarang ini. Saya tidak menyangka diundang TNI AU untuk naik pesawat Hercules dan main bulutangkis di pesawat," ujar Butet.
Sebagai kegiatan pertama di Indonesia dan dunia, TNI AU bahkan telah melakukan latihan serta uji coba sebelum menggelar "joy flight" bersama Butet itu.
"Bukan hanya menjadi tentara, kita bisa mengharumkan Indonesia. Apapun profesi kita, itu adalah wujud bela negara yang sesungguhnya jika kita berprestasi. Bela negara tidak harus dengan angkat senjata ataupun bertempur di hutan untuk menjadi pahlawan. Contohnya Butet, dia harus menjadi contoh bagi generasi muda," kata Letkol Yuris.
Baca juga: Indonesia Masters 2019 jadi kejuaraan terakhir Owi/Butet
Baca juga: Butet: ini momen tak terlupakan bagi saya
Baca juga: Terima kasih Butet!
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Bayu Kuncahyo
COPYRIGHT © ANTARA 2019
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Butet terima tantangan bermain di ketinggian 17.500 kaki"
Post a Comment