"Selama ini, bila ada pasangan suami istri belum memiliki anak, seringkali yang disalahkan perempuan," kata Herna di Jakarta, Senin.
Herna mengatakan saat pasangan suami istri tidak kunjung memiliki anak, pihak suami kerap kali enggan memeriksakan kesehatan reproduksinya karena berbagai alasan.
Menurut Herna, membangun rumah tangga berarti membangun kesepakatan kedua belah pihak antara laki-laki dan perempuan.
Perkawinan menuntut laki-laki dan perempuan yang memiliki perbedaan satu sama lain harus bisa menyatu dan memiliki visi dan misi yang sama.
"Kalau salah satu tujuan perkawinan adalah untuk memiliki keturunan, suami-istri perlu mengetahui kondisi masing-masing. Intinya adalah komunikasi, saling menerima karena masing-masing pihak tidak ada yang sempurna," tuturnya.
Untuk menghindari stigma dari keluarga karena tidak kunjung memiliki keturunan, Herna menyarankan untuk bersikap terbuka dengan keluarga masing-masing.
"Biasanya, masing-masing memahami celah keluarganya sendiri. Jadi suami yang berbicara kepada keluarganya, dan istrinya yang berbicara kepada keluarganya," katanya.
Baca juga: Kanada-Bappenas luncurkan program peningkatan kesehatan reproduksi
Baca juga: BKKBN: GenRe menyiapkan masa depan remaja Indonesia
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Desi Purnamawati
COPYRIGHT © ANTARA 2019
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Laki-laki juga perlu cek kesehatan reproduksi"
Post a Comment