Beberapa terdakwa lainnya mendapat hukuman penjara selama enam bulan hingga 16 tahun, menurut laporan kantor berita TAP yang mengutip keterangan juru bicara pengadilan, Soufiane Sliti.
Secara keseluruhan, ada 51 orang yang diajukan ke pengadilan selama persidangan yang berlangsung selama 18 bulan. Sebanyak 27 dari jumlah orang tersebut dibebaskan.
Serangan di Museum Nasional Bardo merenggut 21 korban jiwa sementara 38 orang tewas dalam serangan di Hotel Sousse, yang terletak 150 kilometer sebelah selatan Tunis.
Kedua serangan itu, yang terjadi dalam waktu tiga bulan, telah melumpuhkan perekonomian Tunisia karena agen-agen pariwisata utama Eropa hengkang.
Pariwisata merupakan sumber utama pemasukan devisa bagi negara itu, mencakup sekitar 8 persen dari produk domestik bruto.
Serangan juga sempat menghentikan reformasi politik, yang dipuji sebagai model peralihan demokratik setelah gelombang pemberontakan "Musim Semi Arab" mulai muncul tahun 2011.
Tunisia masih menjadi salah satu negara paling sekuler di dunia Arab. Namun, pihak berwenang setempat memperkirakan ada sekitar 3.000 warga negaranya yang telah bergabung dengan ISIS serta kelompok-kelompok garis keras lainnya di Irak, Suriah dan Libya.
Kunjungan wisatawan ke Tunisia sudah mulai kembali mengalir secara bertahan sementara pengamanan juga telah ditingkatkan.
Selama 2018, Tunisia telah menerima kedatangan 8,3 wisatawan dan hotel-hotel dipenuhi dengan para pelancong dari Aljazair, Rusia dan negara-negara lainnya di Eropa.
Baca juga: Pemerintah, serikat kerja Tunisia sepakati kenaikan gaji sektor publik
Baca juga: Wanita terlibat bom bunuh diri di Tunisia , sembilan luka-luka
Sumber: Reuters
Penyunting: Tia Mutiasari/Mohamad Anthoni
Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
COPYRIGHT © ANTARA 2019
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tujuh orang dipenjara seumur hidup atas pembantaian di museum Tunisia"
Post a Comment