“Sejak tahun 2015 hingga tahun 2030, Indonesia mengalami kesenjangan bakat digital sekitar 9 juta orang,” jelas Rudiantara pada Workshop pemanfaatan lulusan digital talent scholarship oleh Industri di Indonesia, di Jakarta, Kamis.
Rudiantara menjelaskan untuk memenuhi kebutuhan itu, Kominfo membuka program “Digital Talent Scholarship 2019” yakni beasiswa untuk peningkatan keterampilan dan daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia di bidang teknologi informasi dan komunikasi.
"Tahun 2019 dibuka pendaftaran 25 ribu bagi calon penerima beasiswa," kata Rudiantara.
Kominfo juga meluncurkan program yang sama di tahun 2018, Kementerian Kominfo telah meluncurkan program yang sama untuk 1.000 talenta yang menguasai keahlian digital, guna mendukung visi Indonesia untuk menjadi negara ekonomi digital terbesar pada tahun 2030.
Selain itu, Program Digital Talent Scholarship ditujukan untuk menyediakan talenta yang dibutuhkan dalam Revolusi Industri 4.0, serta menyediakan tenaga kerja yang siap dengan perkembangan dunia digital.
“Kami bicara dengan (perusahaan) Cisco, mereka ada di Indonesia, saat merekrut teknisi mereka merasa prihatin tidak ada orang-orangnya,” cerita Rudiantara.
Rudiantara menyatakan, perusahaan digital di Indonesia agar tidak perlu mengambil tenaga kerja dari luar, karena biayanya akan lebih mahal, padahal tenaga kerja di Indonesia juga sudah mulai tersedia.
“Kita punya anak-anak yang mempunyai kapasitas jika mereka diberikan fasilitas peningkatan sumber daya manusia,” ujarnya.
Rudiantara menyatakan Kominfo bukan regulator di bidang pendidikan, sehingga pengembangan SDM khususnya digital talent menggunakan perguruan tinggi untuk pengembangan silabus dan mentor serta silabusnya menggunakan Global Technology Company.
Digital Talent Scholarship 2019
Program Digital Talent Scholarship 2019 memberikan kesempatan kepada 25 ribu peserta untuk mengikuti pelatihan yang dikemas dalam empat akademi. Setiap akademi memiliki kriteria tertentu bagi para pesertanya.
Akademi itu yakni Fresh Graduate Academy (FGA), yang ditujukan bagi lulusan D3, D4 dan S1 bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau yang terkait. Program itu juga terbuka bagi penyandang disabilitas.
Vocational School Graduate Academy (VSGA) yakni program pelatihan intensif bagi lulusan SMK. Coding Teacher Academy (CTA) yakni program yang ditujukan bagi para guru SMK, SMA, Madrasah Aliyah serta SMALB bidang TIK (Terbuka bagi Guru PNS dan Non PNS). Online Academy (OA) atau program pelatihan online bagi masyarakat umum, termasuk ASN, mahasiswa dan pelaku industri.
Beasiswa ini dikelola oleh Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Kominfo berkerja sama dengan 31 perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, 23 Politeknik dan 4 perusahaan teknologi global antara lain AWS, Cisco, Google dan Microsoft.
Kominfo juga menyiapkan kegiatan pascapelatihan bagi peserta program.
Targetnya untuk mempertemukan keahlian yang dimiliki oleh talenta digital dengan peluang kerja dan usaha di berbagai perusahaan teknologi.
Masa pendaftaran program dimulai tanggal 20 April 2019 hingga 19 Mei 2019.
Baca juga: Kominfo pastikan sinyal 4G lancar di jalur mudik
Baca juga: Menkominfo: Satgas Kominfo awasi informasi pemilu 24 jam
Pewarta: Peserta Susdape XIX/Fauzi L
Editor: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © ANTARA 2019
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kominfo: Indonesia butuh 650 ribu "digital talent" tiap tahun"
Post a Comment