Rakor digelar di kantor sekretariat TNP2K di Gedung Grand Kebon Sirih Jakarta, Selasa pukul 09.15 WIB dengan dihadiri Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Sosial Juliari Batubara, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa dan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo.
Upaya percepatan penurunan stunting menjadi prioritas Pemerintah. Saat ini angka prevalensi stunting secara nasional mencapai 27,6 persen, turun dari angka 30,8 persen pada 2018.
Sementara itu terkait angka kemiskinan, dalam RPJMN 2020-2024 Pemerintah menargetkan penurunan angka kemiskinan menjadi 7-6,5 persen di akhir tahun 2024. Target penurunan tersebut diharapkan bersamaan dengan turunnya jumlah penduduk miskin menjadi 18,34 hingga 19,75 juta orang.
Untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan, Pemerintah merangkum sejumlah program yang bertujuan mengurangi beban pengeluaran dan meningkatkan pendapatan masyarakat miskin.
Usai rapat, Wapres Ma’ruf menyaksikan penandatanganan sejumlah kerja sama Memorandum of Understanding (MoU) antara TNP2K dengan pihak swasta, yakni PT Mayora Indah, PTT Exploration and Production Public Company Limited (PTTEP) Thailand, Yayasan Hadji Kalla, Universitas Hasanuddin dan Universitas Airlangga.
Baca juga: 160 kabupaten tinggi "stunting", Wapres Ma'ruf bentuk tim terpadu
Baca juga: Penurunan angka stunting Indonesia perlu dukungan regulasi
Baca juga: Kemenkes: Stunting tinggi di NTT dipengaruhi persoalan kompleks
Baca juga: Yayasan 1000 Hari sebar 12 ribu poster stunting di 22 pulau
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Yuniardi Ferdinand
COPYRIGHT © ANTARA 2020
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Wapres pimpin rakor penurunan angka "stunting" dan kemiskinan"
Post a Comment