Menurut sebuah laporan Wall Street Journal (WSJ), yang tidak menyebutkan angkanya, sejumlah pegawai di Amazon menjual data internal dan informasi rahasia lainnya – biasanya melalui perantara – kepada pedagang yang menjual barang mereka di situs Amazon.
Di Amazon, pelanggan bisa membeli produk yang dijual langsung oleh perusahaan tersebut bersama dengan barang dari penjual lain.
Praktik yang sedang diselidiki itu merupakan sebuah pelanggaran terhadap kebijakan perusahaan. Kejadian tersebut banyak dijumpai di China, lapor WSJ, mengambil contoh dari perantara di Shenzhen yang bekerja untuk sekelompok pegawai dan menjual informasi mengenai volume penjualan untuk pembayaran yang berkisar dari 80 sampai lebih dari 2.000 dolar AS (sekitar Rp1,19-29,7 juta).
Seorang juru bicara Amazon mengatakan kepada AFP dalam sebuah pernyataan singkat bahwa perusahaan itu “melakukan penyelidikan menyeluruh mengenai klaim ini.”
“Kami tidak akan menoleransi pelanggaran terhadap sistem kami dan jika kami menemukan oknum yang terlibat dalam perilaku ini, kami akan segera menindak mereka, termasuk menutup akun penjualan mereka, menghapus ulasan mereka, menahan dana dan menempuh jalur hukum,” ungkap pernyataan itu.
Ulasan palsu oleh pelanggan bayangan menjadi salah satu masalah dalam pemeriksaan internal tersebut, kata WSJ, yang menyebutkan Amazon sudah menyelidiki topik itu selama beberapa bulan terakhir.(mu)
Baca juga: Karyawan Amazon di Eropa mogok kerja saat Prime Day
Penerjemah: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Amazon selidiki kebocoran data yang dilakukan stafnya"
Post a Comment