
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail di Jakarta, Kamis mengatakan rupiah masih cenderung tertekan kekhawatiran perang dagang antara Amerika Serikat-Tiongkok.
"Naiknya imbal hasil obligasi AS juga membuat investasi di aset dolar AS turut semakin menarik," katanya.
Namun, lanjut dia, isu perang dagang Amerika Serikat-Tiongkok membuat investor sedikit khawatir tentang prospek ekonomi Negeri Paman Sam, sehingga penguatannya relatif terbatas.
"Perang dagang juga mendorong kenaikan harga emas sebagai aset safe haven yang dapat menggantikan dolar AS," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengharapkan rencana pembicaraan AS-Tiongkok pada akhir bulan ini menimbulkan optimisme pasar bahwa akan ada kesepakatan mengenai perang dagang.
"Permintaan mata uang dolar AS cenderung surut seiring pasar rileks karena perang perdagangan AS-Tiongkok diharapkan tidak akan sesulit yang ditakutkan," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis ini, tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp14.839 dibanding sebelumnya Rabu (19/9) di posisi Rp14.896 per dolar AS.
Baca juga: Dolar melemah, rupiah pun menguat jadi Rp14.850
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kelik Dewanto
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah masih tertekan kekhawatiran perang dagang AS-Tiongkok"
Post a Comment