
"Dolar AS menguat terhadap hampir semua mata uang kuat dunia didorong kembalinya ketidakpastian di pasar keuangan Eropa," kata Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail di Jakarta, Selasa.
Ia mengemukakan ketidakpastian di Eropa itu didorong oleh isu kenaikan defisit anggaran negara Italia serta kembali buntunya proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Baca juga: Dolar menguat di tengah perundingan Brexit yang terus berubah
Selain itu, lanjut dia, apresiasi dolar AS juga dipicu oleh prospek kenaikan tingkat suku bunga di Amerika Serikat (Fed Fund Rate/FFR).
"Sentimen eksternal itu menekan rupiah terhadap dolar AS," katanya.
Ia menambahkan menjelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia hari ini (23/10) yang diperkirakan mempertahankan tingkat suku bunga BI 7-Day Repo Rate di 5,75 persen.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengharapkan pelaku pasar merespon positif kebijakan Bank Indonesia yang diperkirakan akan mempertahankan tingkat suku bunga.
"Suku bunga dipertahankan, diharapkan dapat menjadi sentimen positif pada rupiah," katanya.
Baca juga: Saudi jaga stabilitas riyal di tengah tekanan kasus pembunuhan Khashoggi
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah tertekan ketidakpastian pasar keuangan Eropa"
Post a Comment