
Kepada warga yang mengunjungi wilayah itu, warga setempat bernama Paparudi (67) mengaku menyaksikan sendiri rumah-rumah penduduk di 13 RT dan tiga RW dari 33 RT dan sembilan RW di Kelurahan Balaroa bergoyang dan bergerak lalu ambles ke tanah
Dari bawah tanah di lokasi wilayah terdampak gempa itu menyemburkan air lalu bergerak seperti pusaran. Tak lama kemudian ambles beberapa meter atau disebut sebagai likuifaksi.
Di lokasi terdampak gempa itu dikenal sebagai lingkungan padat penduduk.
Di bawah tanah Balaroa, kini terkubur kenangan-kenangan perumahan tertua di Palu itu dengan diperkirakan ratusan korban yang belum dievakuasi, walau kecil kemungkinan adanya korban selamat ditemukan.
Baca juga: Cerita para penyintas dari Balaroa
Baca juga: Pendataan WNA di Sulteng dilakukan secara manual
Baca juga: Dubes apresiasi penemuan jenazah warga Korea di Palu
Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Sri Muryono
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Warga masih mengunjungi wilayah Balaroa Palu"
Post a Comment