"Saya ingin memastikan pelayanan dan kesiapan dapur umum untuk para pengungsi yang ada di Kantor Gubernur Lampung," kata Margowiyono saat meninjau kondisi pengungsi di Kantor Gubernur Lampung, Minggu.
Menurut dia, dengan peninjauan ini para pengungsi yang ada di Kantor Gubernur Lampung maupun di Kabupaten Lampung Selatan benar-benar bisa mendapatkan makanan yang dibutuhkan.
Jumlah dapur umum untuk para pengungsi sampai saat ini ada enam yang dibagi menjadi dua wilayah, yakni Kantor Gubernur Lampung dan Kalianda Lampung Selatan.
Selama persediaan makanan di Posko dan dapur umum mencukupi, para pengungsi dipastikan mendapatkan bantuan tersebut. Bahkan bantuan yang diterima dari para donatur akan langsung didistribusikan kepada para pengungsi.
"Para pengungsi harus bisa mendapatkan semua makanan yang ada di Posko. Pokoknya semua makanan kalau bisa dihabiskan, karena ini semua sudah amanah yaang diberikan kepada Posko ini," katanya.
Margowiyono menjelaskan, relawan Taruna Tanggap Bencana (Tagana) yang ada di Provinsi Lampung wajib membantu tim lainnya di lapangan untuk evakuasi, baik di lokasi bencana maupun di lokasi pengungsian.
Jumlah relawan Tagana di Lampubg mencapai 508 personil dan yang diterjunkan ke lokasi di Kalianda Lampung Selatan hampir dari 50 persen dibantu dengan kabupaten dan kota se-Provinsi Lampung.
"Jadi semua kabupaten/kota yang memiliki relawan Tagana bisa turun langsung untuk membantu evakuasi korban, mencari korban yang hilang dan membuka dapur umum," katanya.
Ia juga menjelaskan, setiap korban yang meninggal dunia akan mendapatkan bantuan berupa uang tunai dari Kementerian Sosial yang akan langsung diserahkan kepada keluarga korban atau ahli waris.
Pada kunjungan tersebut, Margowiyono didampingi, Kasubdit Penanganan Korban Bencana Alam (PKBA,) Iyan kusmadiana, Mako Tagana Training Center (TTC) Kemensos, Adox Hermawan dan pejabat lainnya.
Pewarta: Edy Supriyadi/Emir FS
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dapur umum diharapkan penuhi kebutuhan pengungsi tsunami"
Post a Comment