
Pemasangan alat deteksi itu merupakan bantuan Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) BMKG dan diterima secara simbolis oleh Bupati Pandeglang Irna Narulitadi Pendopo Pemkab Pandeglang, Senin.
Bupati mengatakan, pemasangan alat deteksi EWS di sejumlah titik untuk membantu masyarakat sebagai peringatan apabila terjadi bencana alam.
Pemerintah daerah akan menyosialisasikan alat deteksi peringatan dini tersebut kepada masyarakat pesisir guna mengurangi risiko bencana tsunami yang berpotensi menerjang pesisir pantai Pandeglang jika ada gempa tektonik.
"Saya kira alat itu bisa berbunyi untuk memperingatkan warga guna menyelamatkan diri jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam," katanya menjelaskan.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Serang, Tardjono mengatakan, pemasangan alat deteksi EWS itu merupakan kewenangan dari BMKG pusat.
Namun, pihaknya hanya menyampaikan pemasangan alat peringatan dini yang sudah dipasang oleh BMKG pusat yaitu "Water Level" di PLTU Labuan, Ujungkulon, Pulau Sebesi dan Pulau Panaitan.
Tarjono mengatakan belum lama ini alat magnet bumi milik BMKG Serang, sudah dipindahkan ke wilayah Kecamatan Sumur.
"Ini untuk mendeteksi tingkat kemagnetan bumi dan membantu juga pendeteksi gempa bumi tektonik," katanya.
Ia menambahkan, sebenarnya alat untuk memantau terjadinya gempa di wilayah zona dua Banten, Jawa dan Lampung sudah terbilang cukup, "Sensor gempa itu ada di BMKG Serang, Kota Bumi Lampung Utara, Tanggerang, Bandung dan Balai Besar BMKG Ciputat.
Baca juga: Khususnya di kawasan pesisir, aparat desa Pandeglang diminta siaga bencana
Baca juga: Trauma tsunami masih dirasakan warga pesisir pantai Pandeglang
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Andi Jauhary
COPYRIGHT © ANTARA 2019
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sistem peringatan dini dipasang BMKG di pesisir Pandeglang-Banten"
Post a Comment