Sementara itu Khalifa Haftar, sekutu UAE, sedang berusaha merebut Tripoli dari pasukan pemerintah Libya yang diakui internasional.
Uni Emirat Arab, bersama dengan Mesir mendukung Haftar yang mereka anggap sebagai benteng melawan milisi garis keras di Afrika Utara. Laporan PBB 2017 menyebutkan bahwa negara Teluk Arab memberikan dukungan militer dan logistik kepada Tentara Nasional Libya (LNA) yang bermarkas di wilayah timur.
Serangan Haftar, yang diluncurkan lebih dari tiga pekan lalu, untuk merebut Tripoli menghancurkan semua upaya yang didukung PBB atas kesepakatan damai antar faksi yang bermusuhan untuk mengakhiri konflik delapan tahun.
"Prioritas di Libya (yakni) melawan ekstremisme/terorisme dan mendukung stabilitas dalam krisis yang berkepanjangan," cuit Menteri Luar Negeri UAE Anwar Gargash di akun Twitter.
"Kesepakatan Abu Dhabi menawarkan peluang untuk mendukung proses yang dipimpin PBB. Sementara itu milisi garis keras terus mengendalikan ibu kota dan menggagalkan upaya penyelesaian konflik melalui jalur politik."
Baca juga: Pemerintah Libya di Tripoli cari bukti kejahatan Haftar
Baca juga: PBB kutuk bentrokan paling akhir di Tripoli, Libya
Sumber: Reuters
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mohamad Anthoni
COPYRIGHT © ANTARA 2019
Bagikan Berita Ini
0 Response to "UAE: "Milisi garis keras" kendalikan Tripoli"
Post a Comment