" Esports Indonesia itu yang perlu strukturnya karena selama ini esports yang dilakukan sifatnya adalah hit and run," ujar General Manager Games and Apps Telkomsel Auliya I Fadli di Jakarta, Senin.
Selama ini, menurut dia, berbagai pihak berlomba-lomba membuat event esports dengan namanya sendiri-sendiri dan tidak ada kelanjutannya untuk ke depannya.
"Telkomsel berupaya membuat liga esports yang konsisten, jadi kita bukan sekedar euforia sesaat tapi kita konsisten untuk membangun dan sudah berdiskusi juga dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (kemenpora) guna membangun esports. Kita coba mengajak kemenpora untuk membangun hal tersebut," katanya.
Auliya membandingkan perkembangan esports Indonesia dengan luar negeri, dimana esports di negara lain jauh lebih matang. Padahal, menurutnya banyak sekali bibit potensial dan pemain-pemain profesional cuma tidak digarap secara tepat.
"Jadi hanya mengejar event-event saja, sedangkan pemain-pemain luar negeri mereka konsisten membangun skill, kemudian pemerintah serta industrinya mendukung untuk keberlangsungan esports," katanya.
Telkomsel sendiri akan memiliki dan meresmikan Arena esports stadium dan menjadikan game pertamanya "Shellfire" sebagai title games esports yang akan dipertandingkan pada tahun depan.
"Shellfire" merupakan game mobile pertama yang diluncurkan Telkomsel pada 1 Oktober 2018. Game ini merupakan perpaduan genre first person shooter (FPS) dan multiplayer online battle arena (MOBA).
Baca juga: Tantangan penting dalam esports Indonesia menurut Sea Group
Baca juga: Bekraf dorong pengembang game Indonesia untuk lebih angkat kearifan lokal
Baca juga: Bekraf ungkap industri game di Indonesia tumbuh signifikan
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Monalisa
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "eSports Indonesia butuh struktur agar semakin kompetitif"
Post a Comment