
"Media kita apalagi harus merespon pemilu dan kampanye bagaimana di era itu media tetap menjadi sarana sumber berita tetap dipercaya, akurat dan menjadi acuan," tutur dia Jakarta, Senin.
Diharapkan tidak terdapat rasa suka atau tidak suka masyarakat pada suatu media karena keterkaitan pemilik media dengan salah satu kubu politik karena media memiliki tugas menyampaikan informasi.
Untuk menjadi acuan yang dipercaya masyarakat, menurut Siti Zuhro, diperlukan perjuangan insan pers meluruskan pandangan bahwa media dapat menjadi petunjuk dan acuan yang mencerahkan.
Ia mengingatkan media untuk kembali pada niat awal dibentuknya, yakni keberpihakan menyampaikan informasi dan menyuarakan masyarakat. Secara tataran filosofi, pers Indonesia dinilainya sudah bagus, tetapi secara empiris perlu dipertanyakan.
"Saya sedih, media ini berdiri nawaitunya apa. Kalau kami PNS diajari, di LIPI saya bekerja untuk negara, abdi masyarakat. Kalau pers itu apa?" ucap dia.
Untuk menjalankan peran sistem peringatan dini, kata dia, pers harus profesional, memahami kode etik, berpihak pada keadilan dan tidak bias.
Siti Zuhro menegaskan masyarakat membutuhkan pembelajaran politik sehingga media dengan partai politik harus dapat mencerahkan masyarakat.
Baca juga: Tokoh pers nilai kebebasan pers Indonesia belum merata
Baca juga: Dewan Pers imbau media bijak beritakan gempa
Baca juga: Ada indikasi terjadinya polarisasi di media penyiaran
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Peneliti: Media harus bisa jadi acuan saat pemilu"
Post a Comment