Search

Round Up - Menunggu proses hukum penembakan gedung DPR

Jakarta (ANTARA News) - Penembakan gedung Nusantara I tempat para wakil rakyat berkantor kembali mendapat teror peluru nyasar, walaupun belum ada korban namun perlu langkah hukum yang tegas agar kejadian ini tidak terulang.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane meminta Polisi tidak membiarkan kasus ini da perlu ada proses hukum agar tidak terulang kembali.

"IPW berharap kasus penembakan ini segera diproses secara hukum agar kasusnya tidak berulang," ujar Neta S Pane melalui pesan singkatnya.

Aksi penembakan liar di wilayah hukum Polda Metro Jaya, menurut dia, selalu berulang dan pelakunya tidak pernah tertangkap karena diduga dilakukan orang iseng.

Selain itu, melacak pelaku juga selama ini sulit karena di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) tidak terdapat cctv.

"Beberapa tahun lalu gedung DPR juga pernah terkena tembakan peluru yang diduga nyasar dari lapangan tembak Senayan, tetapi pelakunya saat itu tidak terungkap," kata Pane.

Berulang kalinya kejadian penembakan gedung DPR ini membuat Wakil  Ketua DPR Fahri Hamzah meminta lapangan tembak yang lokasinya sangat berdekatan dengan Gedung Nusantara I ini untuk dipindahkan.

"Saya usulkan lapangan tembak dipindahkan ke tempat lain," kata Fahri, di Jakarta, Senin malam.

Untuk itu, Fahri meminta pengelola Gelora Bung Karno (GBK) mencari lokasi baru untuk lapangan tembak dan membuat tempat latihan menembak ini lebih aman, sehingga tidak terjadi peluru nyasar.

Terkait pemidahan lokasi ini, Pane juga sependapat dengan Fahri terkait pemindahan lokasi lapangan tembak yang berada di kawasan Gelora Bung Karno tersebut sehingga tidak menjadi arena orang iseng untuk menembaki gedung DPR.

Apabila lapangan tembak Senayan tetap dipertahankan, Pane menekankan harus disertai cctv dan pengawasan ketat agar orang-orang yang berlatih menembak tidak berbuat iseng untuk melepaskan tembakan ke Gedung DPR.

Penembakan Gedung DPR ini langsung direspon cepat pihak kepolisian yang langsung melakukan oleh tempat kejadian perkara (TKP) dan dalam waktu singkat bisa menemukan pelakunya, yakni anggota Perbakin.

Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Nico Afinta mengatakan dari hasil penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara, di Gedung Nusantara I Komplek Gedung MPR/DPR/DPD RI, maupun di Gedung Lapangan Tembak, kesimpulan sementara, pelaku penembakan peluru nyasar dilakukan oleh anggota Perbakin dari Kota Tangerang Selatan, berinisial I.

 "Setelah mendapat informasi dari pimpinan, Tim dari Polda Metro Jaya segera melakukan olah tempat kejadi perkara (TKP) di Gedung DPR RI. Kami melakukan olah TKP di lantai 13 dan lantai 16," kata Nico Afinta kepada pers di ruang media Center Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin petang.

Nico menjelaskan, olah TKP dilakukan bersama oleh Tim dari Laboratorium Forensik (Labfor), Identifikasi, serta Inafis Polda Metro Jaya, yang menemukan adanya lubang yang ditembus peluru di jendela kaca.

"Dari olah TKP kami menyimpulkan sementara lubang tes peluru itu arahnya dari Gedung Lapangan Tembak," ucapnya.

 Nico menambahkan, dari olah TKP di Lapangan Tembak Senayan, pada Senin hari ini ada latihan menembak sekitar pukul 13.00 sampai 15.00 WIB.

Dari koordinasi dengan Perbakin, menurut dia, telah ditemukan anggota Perbakin yang melakukan latihan menembak, yakni anggota Perbakin dari Tangerang Selatan berinisial I beserta senjata untuk latihan.

"Kami akan meminta keterangan kepada anggota Perbakin yang latihan menembak. Selasa besok, akan kami sampaikan hasilnya," tuturnya.

Terkait anggotanya diduga terlibat penembakan, Ketua Pengurus Provinsi Persatuan Menembak Indonesia (Pengprov Perbakin) DKI Jakarta, Irjen Pol Setyo Wasisto, membenarkan pelaku penembakan peluru nyasar ke Gedung DPR ini.

"Anggota Perbakin yang latihan tersebut berinisial I, dari Kota Tangerang Selatan," kata Setyo Wasisto kepada pers di Media Center Gedung MPR/DPR/DPD.

Setyo Wasisto menjelaskan setelah mendapat laporan adanya peluru nyasar yang menembus ruangan kerja anggota DPR RI, dirinya langsung meninjau ke ke Gedung MPR/DPR/DPD RI serta ke Gedung Perbakin di Lapangan Tembak.

Kepala Divisi Humas Polri ini juga menyatakan, dirinya sudah berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya. "Patut diduga terjadi peluru nyasar yang menembus ruangan kerja anggota DPR RI," ucapnya.

Setyo menjelaskan, di Gedung Perbakin Senayan, ada beberapa lapangan tembak, yakni lapangan tembak sasaran dan lapangan tembak reaksi. 

"Lapangan tembak reaksi ini ada dua jenis, ada yang yang pelaku bergerak serta ada yang sasarannya bergerak," tuturnya.

 Terhadap kejadian peluru nyasar ini, proses hukumnya ditangani oleh Polda Metro Jaya, sedangkan sanksi organisasinya diserahkan kepada Perbakin Kota Tangerang Selatan, karena pelakunya adalah anggota Perbakin Tangerang Selatan.

Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Wenny Warrouw mengungkapkan kronologis kejadian peluru nyasar tersebut yang menembus kaca jendala dan menembus plafon ruangannya itu hampir mengenai kepalanya.   

"Peluru itu melesat di atas kepala saya. Puji Tuhan kami selamat," katanya.     
   
Peluru nyasar juga menempus ruangan anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Bambang Herry Purnama, di ruangan 1313.

Peluru nyasar tersebut juga mengenai ruangan Anggota DPR Bambang Herry Purnama, namun politisi dari Golkar ini tidak berada di ruangan, tapi ada stafnya yang berada di ruangan.    
   
Menurut anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Ace Hasan Sadzily, peluru itu menembus dari kaca dan hampir mengenai staf Bambang Herry yang sedang bekerja.

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2018

Let's block ads! (Why?)

from ANTARA News - Berita Terkini kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2yCkXsc

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Round Up - Menunggu proses hukum penembakan gedung DPR"

Post a Comment

Powered by Blogger.